Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2014

Suara Kami Untuk Penguasa

Oleh Didi Suheri Ketika sunyi datang menghampiri tak ada yg menemani kami hanya bisa menulis syair ini untuk pengobat lara kami Hanya luka yang ada untuk para penguasa Apa kau masih punya hati menindas kami disini Kau seperti kacang yang lupa kulitnya tanpa kami kau tak akan ada di singgasana Kami lebih baik dari pada kau karena kau hanya sampah yang harus disingkirkan Dengarkan suara kami racun-racun negri harus diatasi Jangan hanya diam karena diam tak akan rubah keadaan.

Jenuh

(Cpt: Didi Suheri) Dimalam yang tenang tak ada satupun burung berbisik angin berhembus begitu mesra merasuk kedalam tulangku Hanya alunan musik jazz yang ku dengar lagu demi lagupun ku lewati bertemankan segelas kopi untuk menghilangkan kejenuhan Kejenuhan ini semakin menjadi semakin menyayat-nyayat pikiranku aku bimbang, aku harus berbuat apa semua cara tlah aku coba untuk mengusirnya bimbang hati ini membuat aku yakin bahwa setiap masalah akan ada jawabannya biarlah waktu yang menuntunku . .

Bangun dan Bergerak

(Cpt: Didi Suheri) Bangunlah bangun Jangan kau terus tidur Hari sudah pagi Saatnya bergegas          Bergerak bergerak          Jangan kau terus hidup          dalam dunia persepsi          Tapi hiduplah dalam Raealita Jadilah fajar mentari yang selalu berpijar Beri kehangatan jiwa yang sudah lama membeku

Sebuah Arti

Sebuah Arti (Didi Suheri )   Setiap Orang Punya Cerita Setiap Orang Punya Pengalaman Setiap Orang Punya Kasih Setiap Orang Punya Cinta        Apalah Arti Cerita Tanpa Makna        Apalah Arti Pengalaman Tanpa Rasa        Apalah Arti Kasih Tanpa Ketulusan        Apalah Arti Cinta Tanpa Keikhlasan Aku Rindu Akan Semuanya Kebersamaan Yang Tak Tergantikan Tak Akan Pernah Didapatkan Selagi Masih Ada Curiga

Pacar Ideology

Pacar ideology (Cpt; Didi Suheri) Tatap mata mu membuat aku tersipuh Senyum mu membuat aku ragu Menghanyutkan jiwa yang rapuh Menjadikan hatiku berdebu Jangan mendekat jangan Aku tak kuasa menahan rasa ini Rasa yang selama ini menggerogoti hatiku Aku harus memilih dan harus memilih Aku menyayangimu tapi aku lebih sayang dia Aku mencintaimu tapi aku lebih mencintainya Ma’af untuk saat ini aku belum bisa memilihmu Aku lebih memilih dia Tugasku masih belum selesai sayang Tapi jangan khawatir, aku tunggu kau dipelaminan. Nanti . . .

Meminimalisir tanpa mendzalimi

Meminimalisir tanpa Mendzalimi Perempuan   adalah inshan yang mulia, karena dia adalah sosok manusia yang perlu dihargai keberadaannya, bukan hanya sebagai fasilitator hati, tapi jadikan perempuan sebagai inspirasi kaum laki-laki untuk bergerak, banyak sekali statement-statement mengenai wanita, ada statement mengatakan bahwa “dibalik lelaki sukses ada seorang wanita yang hebat.”   Kemudian ada seorang Pejuang Kemanusiaan yaitu Mahatma Ghandi mengeluarkan statement mengenai perempuan yang berbunyi “ Menyebut perempuan sebagai jenis kelamin yang lebih lemah adalah fitnah. Itu ketidakadilan laki-laki terhadap perempuan.” Sudah jelas statement yang dipaparkan diatas menunjukan bahwa derajat perempuan dengan laki-laki itu setara tetapi tidak sama. Dalam konteks dunia kerja banyak pekerjaan-pekerjaan laki-laki yang dikerjakan oleh perempuan, misalnya Supir Buswey, tukang panggul dipasar, dan banyak yang lainnya, begitu juga sebaliknya banyak laki-laki yang melakukan pekerjaan perempuan,

Lumbung Padi dalam Komik

Lumbung Padi dalam Komik                                                         (Cpt: Didi Suheri)                                 Kotaku   yang hijau Desaku yang asri Kini telah berubah Menjadi cerita dalam komik Tak ku dengar lagi kicauan burung Tak ku cium lagi wangi sang padi Dan tak ku lihat lagi belalang menari   Mereka kehilangan tempat tinggalnya Bagaimana nasib para petani Bagaimana nasib para nelayan Kau paksa kami untuk hidup Dalam keserakahan kalian Gedung tinggi kini yang kulihat Polusi yang kini ku hirup Air hitam sisa-sisa produksi Membunuh kami dengan perlahan.

Pacar Kuning Biru (PKB)

PACAR KUNING BIRU Setiap momentum refleksi hari-hari bersejarah,   sahabat-sahabat dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tidak pernah ketinggalan ikut menyuarakan suara rakyat dengan melakukan long macth dari bundaran Ramayana sampai ke gedung Pemerintah Daerah Karawang, teriakan-teriakan berupa kritikan kepada pemerintah seolah-olah telah bersinergi dengan alam. Hujan panas bagi kami telah menjadi hal yang biasa, diusir, dicemooh bahkan sampai bergesekan dengan aparat kepolisian itu telah menjadi makan siang kami, kami tak pernah takut walaupun kami harus meringkuk disel tahanan, ataupun kami harus tertembak senapan orang kapitalis, bagi kami itu adalah resiko perjuangan, haram hukumnya bagi kami untuk tidak mengatakan hal yang menjadi sebuah kebenaran. Qullil haq wallaukana murron ( katakanlah yang sebenarnya walaupun pahit ). Ada beberapa pandangan mengenai factor penyemangat gerakan yang utama adalah wanita, walaupun ada pandangan lain bahwa wanita itu adalah pelemah ge