Skip to main content

Posts

Dibalik Telaga Desa

( Karya : Didi Suheri ) Seperti dalam mimpi Rimba di tengah gedung-gedung pencakar langit Hamparan taman hijau yang sejuk menyejukan Daun-daun kering berguguran Burung-burung kecil menyapaku Telaga desa menyambutku Di sebrang telaga itu Robot- robot sedang bekerja Bekerja untuk siapa ? Robot-robot itu sepertinya berkeringat Bola matanya bisa berkedip-kedip Mulutnya bisa mengunyah Pantatnya pun bisa kentut pula Oh Tuhan robot-robot itu adalah sebangsaku. Manusia yang di patri menjadi robot yang bernyawa Nyawa-nyawa yang siap lenyap demi rupiah. 

GOD

Oleh: Didi Suheri Kalau ingin mencariNya Tenggelamilah diri ini Dia tak bersembunyi Tapi diri ini yang menyembunyikanNya MataNya tak terpejamkan waktu Karena Dia tak memiliki Mata namun melihat Dia tak memiliki telinga namun mendengar Dia yang tak berjasad namun memiliki kuasa Dia bukan jin, iblis manusia hewan atau tumbuhan Tapi Dia adalah Mereka Dia yang ada sebelum mereka Dia gelandangan tak punya rumah ataupun apartemen Tetapi Dia sang pemilik alam Merajai semua makhluk Aku saja ada karena Dia ada Aku tak ada tetapi Dia tetap ada Aku pergi, Dia ada dimanan-mana Aku racuni dia malah aku yang mati Memang dia tak memiliki hati Namun pengasih dan penyayang Cintanya kerap bertepuk sebelah tangan Tetapi Dia tak mengejar cintaNya Karena Cinta adalah diriNya Dan Dia sang pemilik cinta sejati.

Pena

Oleh: Didi Suheri Dari benda inilah aku tuangkan sebuah harapan. Pengalaman pahit ataupun manis tak lupa aku tulis Dalam syair-syair kehidupan sebagai renungan batin Ia juga merupakan instrumen menulis ide Pena bukan hanya benda untuk menulis Sebagaimana kebanyakan orang mengdeskripsikannya Ia lebih dari itu, kehadirannya menghidupkan para sastrawan. . . Ia adalah benda bernilai tinggi Sejarah bagi sejarah