Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

Karawangku Masa Depanku

Karya: Didi Suheri     Karawang. . . Ditanahnya aku pijakan kaki Air sungainya aku minum untuk melepaskan dahaga Udaranya aku hirup agar aku hidup Dilahan pertaniannya aku   mendapatkan nasi Nasi sebagai obat kelaparan akibat bekerja Memang ramah bukan, alam karawangku itu. . . Karawang. . . Kini kau tak seperti yang aku kenal dulu Menginjakan kaki saja, kini aku harus bayar mahal Air minum saja kini harus beli Karena sungai sudah terbeli kemurniannya Kini aku terpaksa menghirup udara yang telah tercampuri racun hasil produksi Kemarin aku makan nasi, apakah esok aku harus makan besi ? Karawang. . . Kini usiamu sudah tak muda lagi Kini kau tua renta akibat memikul dosa Bangunlah kotaku, bangun ! Jangan kau marah pada rakyat tak berdosa Kau marahi saja dia yang mengeksploitasi tubuhmu Dia yang membohongi rakyat jelata Dia yang memakan uang rakyat Dia yang telah mengiris- iris persatuan dan kesatuan Dia yang telah mendzalimi alam

Aku dan Tempat Itu

Karya: Didi Suheri Tuhan akankah waktu itu akan terulang Dimana aku bisa menyaksikan senyumnya Dimana aku bisa bercerita dengannya Memegang lembut tangannya Belum ada kata yang terucap dari mulutku Rasa cinta ini belum sempat tersampaikan Rindu ini belum sempat aku titipkan Entah harus disampaikan dan dititipkan Atau harus aku telan sendiri merasakan getirnya cinta yang tak terungkap Merasakan rasa yang dirasa terpenjara oleh waktu dan ketakutan Telah mengoyak jiwa batin Meruntuhkan tubuh yang tlah rapuh dimakan rayap- rayap ketakutan Memenjarakan pikiran dalam harapan Mendiamkan diri dalam kebisuan Menyendiri dalam keterasingan Melihat dalam kepura- puraan Oh Tuhan, jangan jauhkan aku dengannya Agar mata ini senantiasa memandangnya Walau tak memiliki Bukan luka tertusuk belati yang paling menyakitkan Tetapi luka yang disebabkan perpisahan Memilikimu adalah hal yang tersulit bagiku Banyak orang yang bercerita tentangmu Ke

Waktu yang tak dinantikan

(Karya; Didi Suheri) Dalam asa ku goreskan arti Dalam benak ku goreskan ingatan Dalam raga ku sematkan tindakan Dalam hati ku rasakan cinta Kemarin kita bertemu Kemarin kita ciptakan kebersamaan Apakah esok kita masih bisa bersama ? Apakah esok kita masih dapat menyaksikan Sepenggal senyum di wajah kalian Apakah esok kita masih bisa melihat fajar mentari bersama Apakah esok semua cerita itu akan berakhir Oh Tuhan, berat rasa ini memendam rindu Memendam kasih yang telah mendidih dalam hati Menahan luka didalam kesendirian Membiasakan diri dalam kesunyian Pahit, sungguh pahit perpisahan ini Dewa waktu telah datang merongrong   kenyataan Waktu yang tak dinantikan Mengusir kita kepada perpisahan Banyak hal yang harus ditinggalkan Kisah- kisah kebersamaan Kisah- kisah persahabatan Kisah-kasih yang menjelma menjadi cinta Semua yang sudah kita lewati Semoga dapat terukir di hati Walau raga harus pergi Walau jiwa harus me

Harapan

(Didi Suheri)  Pernahkah Kau Merasa Apa yang Aku Rasa Saat Ini Rasa yang Terus Menghantui Bayangmu yang Hadir Dalam Benakku Senyumu Telah Meluluh Lantahkan Hatiku Meninggalkan Puing-Puing Kerinduan Akankah Tuhan Mempersatukan Cinta Ini Akankah Rindu yang Menyayat-nyayat Hati Akan Terhenti Oleh Waktu Akankah Harapanku Ini Menjadi Sebuah Kenyataan Atau Akankah Harapan Itu Menjadi Mimpi Buruk Menenggelamkan Samudera Cintaku Ini   Bisakah Aku Memilikimu Bisakah Aku Menjadi Sandaran Hatimu Bisakah Aku Menjadi Mimpi Indahmu Bisakah Aku Menjadi Labuhan Hatimu Salahkah Aku Jika Merindukanmu Berhakah Si Kecil Ini Mendapat Cintamu Berhakah Si Kecil   Ini Mendapat Sayang Darimu Sungguh Aku Telah Jatuh Hati Padamu Sungguh Aku Tak Kuat Menahan Laju Cinta     Meski Telah Aku Tahan Aku Tak Ingin Menyaksikan Kebahagiaanmu Saja     Aku Ingin menjadi Sumber Kebahagiaanmu