Karya:
Didi Suheri
Tuhan akankah waktu itu akan terulang
Dimana aku bisa menyaksikan senyumnya
Dimana aku bisa bercerita dengannya
Memegang lembut tangannya
Belum ada kata yang terucap dari mulutku
Rasa cinta ini belum sempat tersampaikan
Rindu ini belum sempat aku titipkan
Entah harus disampaikan dan dititipkan
Atau harus aku telan sendiri merasakan getirnya
cinta yang tak terungkap
Merasakan rasa yang dirasa terpenjara oleh waktu dan
ketakutan
Telah mengoyak jiwa batin
Meruntuhkan tubuh yang tlah rapuh dimakan rayap-
rayap ketakutan
Memenjarakan pikiran dalam harapan
Mendiamkan diri dalam kebisuan
Menyendiri dalam keterasingan
Melihat dalam kepura- puraan
Oh Tuhan, jangan jauhkan aku dengannya
Agar mata ini senantiasa memandangnya
Walau tak memiliki
Bukan luka tertusuk belati yang paling menyakitkan
Tetapi luka yang disebabkan perpisahan
Memilikimu adalah hal yang tersulit bagiku
Banyak orang yang bercerita tentangmu
Kehidupan yang mewah dan glamor
Berbanding terbalik denganku
Aku seperti air dan kau seperti minyak
Walau ada dalam ruang yang sama
Tetapi kita sulit menyatu
Perbedaan itu nyata kehadirannya
Keberadaannya akan selalu ada
Selama Tuhan masih ada
Selama itu juga perbedaan itu akan tetap ada
Sudah cukup!
Akan aku racun harapan itu
Biarkan tempat
itu, kursi cantik itu, menjadi saksi bisu
Aku pernah jatuh
hati padamu
Akan aku ingat
dan aku kenang
Syair ini
sebagai pengingatku
Selama bumi ada,
selama itu pula
Aku ada dalam
syair ini.
Selasa,
8 September 2015 ( 17.26’ WIB )
Posko
KKN Ds, Sumberjaya Tempuran Karawang
Comments
Post a Comment