Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Cermin Hati

Foto: ISTIMEWA Oleh: Didi Suheri Kita manusia yang hina Penuh dosa lahir dan batin Akan kemanakah jiwa ini pulang Kalau bukan kepada Mu Debu jalanan telah menutupi rumah-Mu Hingga Engkau enggan menghampiri Berkacalah pada diri Ada bayangan Tuhan dalam cermin hati Dosa-dosa yang telah berkarat Menutupi bayang Nya Basuhlah dengan dzikir Menyebut nama Nya Saat mata ini terpejamkan maut Nyawa ini keluar dari jasadnya Mulut telah terkunci tak bisa bicara Hatilah yang harus bicara menyebut nama Nya Agar kita selamat

Satu

Foto: ISTIMEWA Oleh: Didi Suheri Aku adalah aku Kamu adalah kamu Aku bukan kamu Kamu bukan aku Akulah Tuhan ku Tuhan ku adalah aku Aku bukan Tuhan mu Tuhan mu adalah kamu Menyatu menjadi satu

Api Cinta

Oleh : Didi Suheri Ketika angin membelai rindu Menyelusup dalam endapan cinta Ku bukakan jendela hati Ada Kau yang bersemayam dalam kalbu Cahaya Ilahi menerangi gelapnya hati Gelapnya hati karena cinta yang membutakan Ku berjalan menapaki jalan berbatu Menuju cinta yang murni dan hakiki Bunuhlah cinta untuk mendapatkan cinta Bunuhlah Tuhan untuk bertemu Allah Tiada aku yang ada hanya Allah Yang telah lama menanti pencari-Nya Para pencari mencari-Nya Yang dicari ada di para pencari

Hujan

foto net Oleh : Didi Suheri Saat bumi dahaga Manusia Sengsara Air menjadi rebutan Hujan yang sudah lama hilang Kini dinanti oleh semua orang Ritual-ritual dilaksanakan Agar Hujan mau kembali menyapa Hujan adalah Rahmat Namun kenapa kita enggan bersyukur kecongkakan manusia Membuat hujan enggan menyapa Kekeringan dimana-mana Agar kita berfikir

Perjalanan ke Tanah Loji

ilustrasi istimewa Oleh : Didi Suheri 15 November 2014, kota Karawang diguyur hujan. Namaku Didi Suheri, dan aku bersama teman- temanku menjelajah tanah loji, mereka bernama Umar, Reza, Idoy, dan satu orang perempuan hebat ia biasa dipanggil Dedew. Gemercik hujan, gelegar petir tak menyurutkan perjalanan ini untuk mendapatkan estetika alam yang dimiliki Karawang. Selepas Isya kami mulai melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti di tempat singgah, pasukan bertambah dua orang dan mereka   merupakan warga pribumi tanah loji, dan pasukan menjadi tujuh orang. Jalanan yang berlumpur membuat sesak nafas ini, motor yang dikendari bisa saja tergelincir, namun berkat kekuatan kasih sayang, solidaritas, mampu mengantarkan kami keatas kaki gunung Go’ong Loji Karawang. Pukul 20.45’ Wib kami mulai memasangkan Dum atau tenda-tenda mungil, alunan music instrument karya Beethoven menemani kami menghabiskan malam ditengah sunyinya suasana dikaki gunung Go’ong. Gemerlap lampu-lampu pemukim

Kita adalah Anak Negeri

Foto: Brilio.net Oleh: Didi Suheri Kita adalah kepingan dari reformasi yang menghilang di telan modernisasi Kita adalah bangunan dari demokrasi yang memudar oleh kepentingan koloni Kita adalah rakyat madani yang melangkah dengan nurani Kita adalah anak negeri yang dipinggirkan dengan keji Kita adalah tetesan keringat perjuangan yang hadir dengan kebanggaan Kita adalah anak merdeka dari jaman yang memimpikan kebebasan Kita adalah darah yang tersisa yang kini di hisap dengan sengaja Kita adalah sang surya yang cahanya menerangi bangsa

Proletar

ilustrasi istimewa Oleh: Didi Suheri Kami adalah rakyat negara Negara itu bukan untuk kami Kami telah kehilangan negara Dirampas oleh kaum borjuis Rumah beralas tikar Berdinding mimpi beratap langit berlukiskan derita Keringat kaum proletar membanjiri dompet- dompet borjuis Mereka tak berdaya oleh sistem Negara kehilangan kewibawaannya Karena banyak pejabat negara bercumbu dengan pemodal Tak heran, regulasi dibuat sesuai pesanan untuk melanggengkan kekuasaan Kaum proletar murung ditepi kubur Meringik dalam kesakitan Menahan amarah yang tak akan marah karena kami tak berdaya