Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Kiyayi Borjuis

Karya: Didi Suheri Kiyai, semua orang memanggilmu Guru, semua murid memanggilmu Semua kata yang keluar dari mulutmu Seperti intruksi tuhan yang harus didengar dan dilaksanakan Semua tindak prilakumu seolah seperti nabi yang harus diikuti Pakainanmu seperti orang Arab Berjubah dan berjanggut panjang Jidatmu hitam seperti Bitsu Seolah kau menunjukan, Akulah orang suci yang harus kalian agung-agungkan. Cium tanganku bolak-balik agar kau dapat berkah ! Istrinya banyak, karena Rasul pun istrinya banyak. Kau menikahi perempuan-perempuan dilihat dari cantik parasnya, muda dan perawan. Jarang, bahkan mungkin tidak pernah kau menikahi janda- janda tua, peot dan kusam Untuk dijadikan istri Niatmu bukan ibadah tapi itu nafsu Kau sibuk dalam masjid dan rumah mengurusi ibadhmu saja. Kau tau mau keluar rumah dan bergaul dengan masyarakat Karena kau takut matamu zinah Padahal banyak persoalan yang harusnya dilihat. Masyarakat miskin, kelaparan, bodoh t

Indonesia Gila

Karya : Didi Suheri Tak ada kata yang lebih bermakna saat ini Kata-kata perjuangan, keadilan hanya menjadi sebuah retorika belaka Tak memiliki esensi sebagai tujuan perjuangan Keringat para petani, buruh, pedagang kaki lima, kaum miskin kota Seharusnya menjadi bahan bakar perjuangan Kemiskinan, pengangguran menjadi pemandangan Yang sangat jauh dari estetika sebuah negara yang kaya Ekonomi adalah factor yang mendasari kesejahteraan umat manusia Ekonomi sebagai pondasi dan pendidikan sebagai bangunan Ormas-ormas yang berbasis agama sibuk membela tuhannya Padahal tuhan sendiri tidak perlu di bela Tuhan tidak membutuhkan manusia Manusialah yang membutuhkan-Nya Ayat-ayat Al-Qur’an di komersialisasikan oleh para pendakwah Orang-orang seperti itu selalu berlindung dalam jubah agama Jangan jadikan Agama sebagai instrument untuk menindas !!!!  Sudah cukup rakyat Indonesia menahan perihnya   di jajah oleh Negara Imprealis Tahun 1945 Indonesia mer

Kasmaran

( Karya: Didi Suheri ) Terdiam memandangmu dalam foto HP ku Kau memang cantik mempesona Aku coba untuk mendekatmu Kau dekat, tapi hatimu jauh Kau ramah, tapi tak seramah harapanku Kau perhatian, membuat hatiku luluh Cintamu membuat aku lumpuh Padahal cinta itu bukan untuku Aku telah keliru menyambutmu Padahal kau tak pernah mengharap sambutan itu Mungkin selama ini aku tak sadar Siapa aku, dari mana aku, punya apa aku………… Keterbatasannku membuatmu jauh

Sahabat Ideologi

( Karya: Didi Suheri )   Didalam nafas perjuangan Tersimpan harta yang paling mewah Bukan kilauan emas Bukan pula gemerlip berlian Tetapi…… Sahabat Kini perjuanganku tak sendiri lagi Kini gerakanku tak hampa lagi Ideologimu adalah ideologiku Pancasila dan Ahlussunah wal jama’ah Wahai sahabatku………. Bersatulah dalam satu jiwa Bersatulah dalam satu gerakan Bersatulah dalam asa Biarlah ideology menjadi pengikat persahabatan kita Jangan ada cemburu diantara kita Karena cemburu adalah api perselisihan Kau kuning biru, aku pun kuning biru Kau bintang Sembilan, akupun bintang Sembilan Kau PMII, jelas akupun PMII Indah bukan, jika kita perkuat persamaan yang ada Perbedaan latar belakang, suku dan ras Bukan hal yang harus diperdebatkan Karena kita ada dalam satu kibaran bendera merah putih Ada dalam satu semboyan negara kita Bhineka Tunngal Ika Dalam persahabatan tidak pernah memandang latar belakang, suku, ras dan agama te

Setitik Cahaya dari Selatan

(Karya : Didi Suheri) Terhenti roda cintaku ini Ketika hati yang begitu tandus Ketika rasa yang telah mati Mendapatkan setitik cahaya dari selatan Kasihku, kau hadir bagaikan pelita Menerangi ruang ruang gelap dalam hatiku Hati yang keras, sekeras batu Mampu kau porak porandakan Hancur lebur meninggalkan puing-puing keangkuhan Kasihku, hati ini sudah terpaut asmaramu Kau mampu lumpuhkan hatiku Kau telah goreskan arti cinta dalam benakku Cinta kepada orang- orang yang termarjinalkan Gerakan kita sama Ideology kita sama Bendera kita sama Almamater kita sama Kesamaan itulah yang harus menjadi kekuatan Cinta kita yang tidak bisa terpisahkan Kasihku, cinta yang mempertemukan Cinta yang menyatukan Bukan cinta yang memisahkan Biarlah maut yang memisahkan kita Kasihku, aku tak ingin ada kebohongan Jika kau masih cinta, bilanglah cinta Jika kau tak cinta, bilanglah tak cinta Aku tak memaksa cinta, karena cinta bukan main