Skip to main content

Posts

Pemkab Karawang Kangkangi Aturan Budgeting

Ahmad Sayuti Ridwan (Utey) Karawang- Alokasi anggaran yang ditetapkan dalam APBD Kab. Karawang tahun 2017, dinilai Ketua Umum demisioner  Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Karawang Ahmad Sayuti Ridwan, telah melanggar aturan budgeting yang telah diatur oleh pemerintah pusat. Salah satunya penetapan anggaran pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Karawang. Utey sapaan akrabnya menegaskan, penetapan pagu anggaran Disdikpora yang tertera dalam APBD Karawang, tidak mentaati aturan, karena hanya menganggarkan 3,5 persen atau kisaran sebesar Rp 152 Miliyar  dari total APBD 4, 2 Triliun. Padahal, berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen diluar gaji pendidik. "Pemkab harus taat aturan. Maksud alokasi dana pendidikan sebesar 20 persen itu diluar gaji pendidik. Aturannya secara spesifik disebutkan dalam pasal

160 Mahasiswa UNSIKA ikuti Mapaba Raya

Prosesi Pembaiatan Peserta Mapaba oleh Ketua Umum PMII Karawang Masa penerimaan anggota baru Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia  Komisariat UNSIKA di ikuti oleh 160 peserta. Acara yang di gelar di Bumi perkemahan Loji Karawang (21-23/09) berjalan dengan khidmat, pasalnya saat pembukaan Mapaba raya, Rektor UNSIKA dan Mantan Rektor UNSIKA yang sekrang menjabat di UBP turut hadir memeriahkan acara tersebut dengan dialog publik yang di gelar di Aula DPD KNPI Karawang. Dalam acara penutupan Mapaba di Bumi perkemahan Loji Karawang, Ketua Umum PMII Cabang Karawang mengungkapkan bahwa acara Mapaba ini merupakan gerbang pertama untuk menjadi anggota PMII. " Mapaba ini merupakan jenjang kaderisadi formal yg pertama bagi sahabat-sahabat, maka dalam pendidikan formal ini tidak akan mudah dan pasti akan ada proses-proses yg akan merintangi, dan untuk para pengurus harus menjaga mereka karena mereka adalah titipan Tuhan yg harus kita jaga," ujar Ricky Sofiyan. Perkenalan Par

Rumah Para Pembaharu

MAPABA PMII Komisariat STIKES KHARISMA Karawang Oleh : Didi Suheri Selamat datang dirumah baru Rumahnya Para Pembaharu Dimana semua impian menyatu Tanpa pandang bulu Goreskan tinta emasmu itu Dalam rumah tanpa batu Terjang semua hati yang sendu Mengabdilah tanpa ragu Bersiaplah hadapi para penggangu Singsingkan lengan baju Busungkan dada mu Katakan PMII itu adalah Aku Dengan penuh keyakinan tanpa rasa malu. Potong semua rantai belenggu Agar Tuhan tersipu malu Para Ulama NU terharu Si Tikus berdasi menangis tersedu-sedu. 17/9/17

Darurat Demokrasi

Oleh: Didi Suheri Demokrasi bukan sembarang kata Demokrasi satu kata ribuan makna Dari Filsafat hingga agama Dibedah dengan berbagai analisa Indonesia darurat demokrasi Rakyat dibuat phobia kiri Pembakaran buku hingga pembubaran diskusi Isu PKI bangkit kembali santer sekali Tragedi G30S/PKI masih dilematis Tragedi kemanusiaan yang kronis Sejarah di manipulasi dengan sistematis. Pembantaiannya pun begitu dramatis Bukan soal pro siapa Ini tentang manusia dan kemanusiaan Berfikirlah layaknya manusia Maka tegaklah bendera keadilan Jangan kembali kau sayat luka Dengan isu PKI bangkit lagi Demi ambisi merebut tahta Ini akan membuat sedih Ibu Pertiwi. Kami (Pemuda) tak ingin dibatasi Dari dunia diskusi ataupun literasi Izinkan kami menghirup kemerdekaan ini Percayalah, kami mahir dalam mencintai Dan Merawat kemanusiaan di negeri  ini. 19/9/17

Kumbang Yang Merelakan

Oleh: die Kenapa hati ini tak mau merelakanmu Jatuh kepangkuan sang kumbang. Karena kumbng sejati bukanlah kumbang yang datang saat bunga merekah.... Kumbang sejati adalah yang mau menunggu hingga bunga merekah. Yang lebih sejati, adalah merelakannya.. Karena tak ada pengorbanan yang sia-sia. Yang sia-sia itu adalah yang tidak pernah berkorban untuk yang dicintainya. Karena Kebahagiaan di capai bukan di berikan tapi diciptakan. (8/9/17)

Jeritan Di Tanah Emas (Rohingnya)

Situasi Rohingnya Oleh : Nazwa Saputra Terik Matahari Menyengat Perih Gelap Malam Menjadi Selimut Penderitaan. Debu – Debu Menempel Risih Tanah Yang Menjadi Tempat Berpijak   Kini Berselimut Darah. Anak – Anak Yang Tak Berdosa. Menatap Mata – Mata Penuh Luka. Terbelenggu Dalam Cengkraman Ketakutan. Jeritan Tangisan – Tangisan Kepedihan. Serpihan – Serpihan Ari Mata Jatuh, Jauh Menetes Menjadi Saksi. Kekejaman Yang Menyebut Dirinya Orang Suci. Negeri Di Tanah Emas Kini Berdarah Negeri Seribu Pagoda Kini Membabi Buta Saudara Kita. Hey Kalian Militer Myanmar !!! Entah Apa Yang Ada Di Kepala Dan Hatimu. Sampai Kapan Pedangmu Menghunus Dada Saudara Ku. Dengan Mudahnya Tubuh   Saudaraku Kau Tembus Dengan Peluru – Peluru. Engkau Menarik Picu Senjata. Walau Saudara Ku Sedang Menghadap Rabbnya. Wahai Negara Di Penjuru Dunia Apakah Kau Dengar Jeritan Tangisnya. Apakah Kau Lihat Nanar Di Matanya. Bersatu Dan Hentikan!! Hentikan Per

PMII Karawang Desak Kedubes Myanmar Angkat Kaki dari Indonesia

Ketum PMII Karawang menmbacakan tuntutan untuk Pemerintah Myanmar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Karawang menggelar aksi solidaritas seribu lilin untuk Rohingnya dan mendesak Kedutaan Besar Myanmar angkat kaki dari Indonesia. (6/9) Carut marutnya situasi di Myanmar perihal pembantaian umat muslim rohingnya mendapat kecaman dari negara-negara di dunia, khususnya Indonesia yang mengutuk keras tindakan brutal militer Myanmar. Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia menggelar aksi solidaritas secara serentak di daerah masing-masing melaui pengurus cabangnya. PMII Karawang pun menggelar aksi malam seribu lilin untuk Rohingnya di bundaran Ramayana Karawang. " Kita merasa sangat prihatin dengan kejadian di Rohingnya yang menimpa saudara-saudara kita, kita menuntut pemerintah Myanmar untuk mensudahi konflik kemanusiaan di Negara mereka." Ucap Ketua Umum PMII Karawang, Ricky Sofiyan Ia juga menambahkan selain melakukan doa bersama, PM